elita chika larasati
Rabu, 20 Desember 2017
Sabtu, 28 Oktober 2017
Minggu, 15 Januari 2017
Psikologi Manajemen tugas ke 4
I. Empowerment, Stres & Konflik
A. Pengertian Empowerment
Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang diadopsi dari kata "empowerment". Menurut
Webster dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka. 1996) kata empowerment atau
empower mengandung dua pengertian yaitu : pertama to give power or authority to, kedua to give
ability or enable, jadi dapat dipahami pengertian pertama sebagai memberi kekuasaan,
mengalihkan ketakutan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan pada pengertian
kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
B. Pengertian Stres
Stres sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional,
dan spiritul manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.
Dengan mengesampingkan berbagai sudut pandang (mental, emosional, fisik atau spiritual) yang
di pakai unuk mengkaji stres, kami menyepakati bahwa stres adalah persepsi kita terhadap situasi
atau kondisi di dalam lingkungan kita sendiri.
Sumber- Sumber Stres
- Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang :
Kadang sumber stres itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan
stres yang muncul tegantung pada rasa sakit dan umur individu (Sarafino, 1990).
- Sumber-sumber stres di dalam keluarga :
Stres disini bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : Perselisihan dalam
masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll.
- Sumber-sumber stres didalam komunitas dan lingkungan :
Interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber stres. Contohnya : pengalamab
stres anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif. Sedangkan orangtua bersumber
dari pekerjaan dan lingkungan yang stresfull sifatnya.
C. Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang, dua kelompok, atau lebih yang salah satu
pihaknya berupaya menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atay membuatnya tak
berdaya. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa konflik merupakan
pertentangan untuk berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan.
Jenis- Jenis Konflik
1. Konflik dalam peran sosial. Misalnya antarperanan dalam keluarga atau profesi. Maka, ini
disebut konflik peran.
2. Konflik antar kelompok sosial, misalnya konflik antar keluarga atau antargeng.
3. Konflik antarsatuan nasional, misalnya konflik perang saudara atau konflik antarpartai politik
dalam masa kampanye
4. Konflik antarindividu yang tak terorganisasi dengan kelompok terorganisasi, misalnya polisi
melawan huru hara.
Proses-Proses Konflik
Proses konflik terdiri dari lima yaitu :
1. Konflik Laten : Merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam
organisasi. Bnetuk-bentuk dasar dari situasi ini adalah persaingan untuk memperebutkan
sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi.
2. Konflik yang Dipersepsikan: Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai
penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
3. Konflik yang Dimanifestasikan : Pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah
muali ditunjukan, seperti adanya sabitase, agresi terbuka, konfrotasi, rendahnya kinerja, dll.
4. Resolusi Konflik : Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara
dan pendekatan.
5. Konflik Altermath: Jika konflik sudah benar-benar di selesaikan maka hal itu akan meningkatkan
hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konfli tidak tepat, maka akan
dapat menimbulkan konflik yang baru.
D. Kasus berkaitan dengan stres dan konflik
Kasus Stres Kerja Menyebabkan Kematian
seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuatiPhone,
iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya
mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong
China selatan dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat Dampak dari
laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan
pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya
lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa
lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki
gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras,
namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini diFoxconn Company “Sepuluh
pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka
tewas karena terjun dari atas bangunan.
Solusi : solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada diperusahaan agar dapat memberi kenyamanan kepada para pekerjanya. Selain itu juga menyesuaikan upah setiap pekerja berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, dengan begitu akan tumbuh motivasi mereka dalam bekerja. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan semangat yang nantinya akan berdampak baik bagi perusahaan
Kasus Konflik Anak-anak yang putus sekolah dikarenakan membantu orangtuanya
Banyak anak usia wajib belajar yang putus sekolah karena harus bekerja. Kondisi itu harusnya menjadi perhatian pemerintah karena anak usia wajib belajar mesti menyelesaikan pendidikan SD-SMP-SM tanpa hambatan termasuk persoalan biaya. Berdasarkan data survei yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika pada 2006 bahwa tercatat anak usia 10-17 tahun telah menjadi pekerja sebanyak 2.8 juta anak. Dari hasil studi anak, ditemukan bahwa anak-anak usia 9-15 tahun terlibat dengan berbagai jenis pekerjaan yang berakibat buruk terhadap kesehatan fisik, mental, emosional dan seks. Awalnya mereka hanya sekedar membantu orang tua, tetapi kemudian sering bolos sekolah dan akhirnya putus sekolah.
Solusinya : Bantuan dana bos saja belum cukup bagi anak dengan ekonomi rendah, seharusnya pemerintah dan pihak sekolah memberikan beasiswa tambahan untuk pembelian seragamm dan alat tulis serta biaya transportasi dari rumah ke sekolah agar anak-anak wajib belajar tidak terbebani dengan biaya pendidikan.
II. Komunikasi Dalam Manajemen
A. Pengertian KomunikasiKata komunikasi berasal dari bahasa Latin communication yang berarti 'pemberitahuan' atau 'pertukaran pikiran'. Jadi secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah hendak terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu petukaran pikiran dan pengertian antar komunikator (penyebar pesan) dan komunikasi (penerima pesan).
Menurut tokoh Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang individu tau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lembang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terdiri dari 5 proses :
1. Ide/ gagasan diciptakan oleh sumber komunikator
2. Ide yang diciptakan tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang-lambang komunikasi
yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3. pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai
dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditunjukan kepada komunikan.
4. Penerima menafsirakn isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan
tersebut
5. Apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khayalak akan mengirim kembali pesan tersebut
ke komunikator.
C. Hambatan Komunikasi
Menurut Robbins (2003), ada empat hambatan :
1. Perbedaan Bahasa dan Persepsi
Cenderung mengubah infirmasi itu ketimbang mengatur ulang pola yang sudah ada. Hal inilah yang menyebabkan pengertian terhadap sesuatu hal akan berbeda secara dramatis dengan orang lain. Namun, semakin banyak pengalaman yang dibagi, semakin tinggi tingkat pemahaman satu sama lain.
2. Gangguan Komunikasi
Menurut Locker terdapat dua gangguan komunikasi :
- Gangguan Emosional : Anda akan kesulitan dalam menyusun pesan jika anda sedang kecewa,
marah, atau takut. Hal inilah yang menyebabkan gagasan dan perasaan sering membuat kita sulit
bersikap objektif.
- Gangguan Fisik : Hambatan komunikasi sering kali bersifat fisik: hubungan yang buruk, akustik
yang jelek, dan tulisan yang tidak dapat dibaca.
3. Overlood Informasi
Komunikasi bisnis sering terganggua karena materinya rumit dan kontroversial.
4. Penyaringan yang tidak tepat
Menyaring adalah membuang atau menyingkat informasi sebelum pesan itu diteruskan kepada
orang lain. Namun apabila hal tersebut mempengaruhi jumlah dan mutu informasi yang '
diteruskan, tentu akan mempengaruhi komunikasi efekif yang diharapkan.
D. Jelaskan Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential dan situasional, komunikasi dalam organisasi atau perusahaan menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggora organisasi, baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan maupun sesama anggota. Secara sederhana, komunikasi adalag proses penyampaian atau transfer dan pemahaman berkomuikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapu nberkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah siakp, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses komunikasi di mulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian di transfer melalui seuatu channel, kemudian diterima oleh penerima. Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi mencakup dua bagian :
1. Compentional: Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain dengan dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
2. Situasional: Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan bali langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.
E. Jelaskan Model Pengelolahan informasi dalam komunikasi
Model pengelolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta pengembangan bahasa untuk mengungkapkannya. Model pengelolahan informasi ada 4 :
1. Rational
2. Limited capacity
3. Expert
4. Cybernetic
F. Jelaskan Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
1. Confidence : Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy : Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction Management : Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness : Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku
5. Other -Orientation :
Daftar Pustaka
As'ad, M. 1999. Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : Liberty
Anonim. 1999. Manajemen Stres. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Andi Sunaryo. 20002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Pudjiastiti Puline. 2000. Sosiologi Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta : Grasindo
Suprapto Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu, Edisi Pertama
Sukoco M. Badri. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : Erlangga
Senin, 14 November 2016
Psikologi Manajemen tugas 3
TUGAS 3
A. Controlling Fungsi Manajemen
1. Pengertian Controlling Fungsi Manajemen
Pengendalian (Controlling) merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Langkah-langkah Controlling Fungsi Manajemen
- Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja.
Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik
yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjad dalam perusahaan itu
tanpa perlu mengawasi setiap langka untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
- Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idelanya dilaksanakan atas dasra pendangan kedepan, sehingga penyimpangan-penyimangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
- Menganalisis Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar.
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yangditetapkan.
Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam
kendali.
- Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan
yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang
terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana
dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
3. Tipe-tipe Controlling
A). Pengendalian Pendahuluan
Memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan(input),
seperti material, keuangan, modal, dan sumberdaya manusia. Informasi membantu manajer
dalam menentukan apakah berbagai sumberdaya tersebut memenuhi berbagai standar.
B). Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls)
Memerlukan standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak.
C). Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls)
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
4. Membuat Strategi Controlling
1). Membuat rancangan yang strategis yang member ruang bagi inovasi dan pengembangan di
dalamnya, membuat rancangan yang amat detail mematikan ruang bagi inovasi dan keadaptifan organisasi dalam menghadapi perubahan yang dihadapi pada saat implementasi berhalangan.
2). Organisasi berubah dari organisasi yang lincah menjadi organisasi birokratik yang kaku.
3). Perencanaan yang teramat detail tidak ubahnya membuat organisasi perusahaan.
B. Kekuasaan Dan Pengaruh
1. Pengertian KekuasaanKekuasaan (power) adalah mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk memengaruhi
perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Kekuasaan merupakan suatu
kemampuan atau potensi.
2. Sumber-sumber Kekuasaan
- Kekuasaan yang Bersumber pada Kedudukan
Kekuasan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis.
1). Kekuasaan formal atau legal (French & Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana
menteri, dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat
dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
2). Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven,1959)
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku
atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan
sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
3). Kendali atas hukuman (French & Raven, 1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga
terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang
sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan
yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya adalah preman-preman yang memunguti pajak
dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu
karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada senior
murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
4). Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang
menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara
serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama
akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-
kawannya setiap menjelang ulangan umum.
5). Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi (situational engineering). Contoh
adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1957). Seorang atasan, manajer atau kepala
bagian personalia,misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggota kantor mengatur pegawai untuk duduk di mana dan dengan siapa.
Orang-orang ini menjadin pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
- Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan yang bersumber pada kekuasan karena kedudukan, kepemimpinan
yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai
berikut.
1). Keahlian atau keterampilan (French & Raven, 1959)
Dalam sholat berjamaah dalam agama Islam, yang dijadikan pemimpin sholat (imam) adalah
yang paling fasih membaca ayat Al-Qur'an. Di sebuah kapal atau pesawat udara, mualim atau
penerbang yang paling terampillah yang dijadikan nahkoda atau kapten. Pasien-pasien di
rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau penutan karena dokterlah yang
dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
2). Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan sehingga seseorang di anggap sebagai pemimpin. Ibu-ibu ketua kelompok arisan,
misalnya dipilih karena sifat-sifat pribadi jenis ini. Ibu Theresa, biarawati yang hidupnya
sepenuhnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di Bombay, dianggap sebagai
pemimpin karena pershabatan dan kesetiannya kepada anak-anak tersebut. Demikian juga
halnya dengan pimpinan yayasan panti asuhan dan lembaga sosial lainnya.
3). Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
- Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Selanjutnya, kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
1). Kendali atas proses pembuatan keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
Dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan
atau tidak. Hakim memimpin sidang pengadilan karena ia mempunyai kendali atas jalannya
sidang dan keputusan atau vonis yang akan dijatuhkan. Kepemimpinan seorang presiden juga
bersumber pada kekuasaan politik karena sebuh undang-undang yang sudah disetujui parlemen
baru berlaku jika sudah mendapat tanda tangannya.
2). Koalisi (Stevenson, Pearce & Porter, 1985)
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan
untuk membuat kerja sama dengan kelompok lain. Pemilik perusahaan berhak melakukan
merger dengan perusahaan lain. Kepala suku indian mengisap pipa perdamaian dengan kepala
suku lainnya. Presiden menyatakan perang atau damai dengan negara lain.
3). Partisipasi (Pfeffer, 1981)
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa
tiap angota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
4). Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami-istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
Notaris atau hakim menetapkan berdirinya suatu yayasan atau perushaan baru. Lurah
mengesahkan berdirinya LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa). Itu adalah beberapa
contoh dari kekuasaan politik yang merupakan sumber kepemimpinan.
3. Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu
terikat dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik- taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau
bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-takti yang biasa digunakan
orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukut telah
dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh
Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia,
1992). Hasil penelitian Yulk dkk, menunjukan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di
dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu :
1). Daya tarik inspirasioanl (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan mennggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme
atau gairah pada orang lain.
2). Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu
rencana yang akan dilaksanakan.
3). Mengucapkan kata-kata manis (Ingratation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
4). Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau
gairah pada orang lain.
5). Daya tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseprang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6). Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain
untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
7). Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
8). Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan
target setuju.
9). Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
5) Kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi
Keputusan untuk membangun gedung baru untuk DPR, hal tersebut telah mencerminkan betapa
serakahnya petinggi negara kita ini, padahal masih banyak masyarakat yang tidak mampu yang
lebih membutuhkan dana untuk pembangunan gedung tersebut yang diperkirakan membutuhkan
biaya kurang lebih sebesar Rp. 1,1 Triliun.
Saran :
Seharusnya DPR yang memiliki kekuasaan atas rakyat tidak boleh memakai biaya yang terlalu
besar untuk hal-hal yang tidak begitu penting, lebih baik uang tersebut di pakai untuk kepentingan
rakyat bukan hanya kepentingan pribadi. Keputusan DPR untuk membangun gedung
mempengaruhi pandangan rakyat tentang citra DPR sendiri, karena seharunsya DPR lebih
mementingkan kebutuhan rakyat bukan pribadi atau organisasi tertentu.
Dapus :
Astuti, Tri. 2015. Buku pedoman umum pelajar ekonomi rangkuman inti sari ekonomi SMA kelas1,2,3. Jakarta : Vicosta Publishing
Umar, Husein. 2000. Business an introduction. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Stephen P. Robbins, dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku organisasi, edisi 12 buku 2. Jakarta:
Salemba Empat
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Marianti,M.M. 2001. Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam organisasi. volume 07,
p.51
Rabu, 19 Oktober 2016
Psikologi Manajemen Tugas ke-2
A. Pengorganisasian Struktur Manajemen
1. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susudan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu
perkumpulan (Stoner & Wankell 1986 : 243)
Struktur Organisasi adalah Desain Organisasi dimana manajer melakukan alokasi SDM, terutama yang
terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi.Serta bagaimana keseluruhan
kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
Struktur Organisasi adalah pola hubungan yang dibangun diantara komponen-komponen bagian dari
sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengenda;ian, dan wewenang (David Wilson
&Robert Rosenfeld 1990 : 215)
Sistem tugas-tugas yang normal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para
karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi
Sistem tugas, hubungan pelaporan dan komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan
individu maupun kelomok. (Schamerhorn. J. R. 1996)
2. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksaan,
prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai ujuan yang ingin
dicapai.
4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan :
- Tujuan dan sasaran : merupakan dasar bagi strategi perusahaan
- Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum mebuat perencanaan
2. Pengorganisasian ( Organizing)
Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
organisasi.
3. Pelaksanaan atau Penerpan (Actuating)
Merupakan implementasi dari perencanaa dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang
berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-ssama sesuai dengan
bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
4. Pengawasan (Controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaa,
apakah semua kegiatan terebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan
berhasil guna.
3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
Manfaat Struktur Fungsional
- Mempergunakan sumber daya khusus secara efisien
- Supervisi dapat dilakukan lebih mudah
- Mengembangkan keahilan fungsional
- Mudah memobilitas keterampilan khusus
- Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
- Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah
Manfaat Struktur Divisional
- Pekerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan
- Keputusan lebih cepat
- Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
- Pengembangan dan strategi dekat dengan lingukanga
- Meberikan landasan pelatihan bagi para majer strategi
- Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan
- Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masing divis
4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisioanal
Kerugian Struktur Fungsional
- Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
- Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
- Inovasi terbatas
- Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
- Sulit untuk menemukan mana yang harus bertanggungjawab
- Sulit untuk menilai prestasi
- Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi
Kerugian Struktur Divisional
- Mengakibatkan turunnya komunikasi antar spesialisasi fungsional
- Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar individu
- Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
5. Contoh Kasus
“Perusahaan-perusahaan itu ada yang bergerak di bidang perkebunan, ada yang di bidang hutan tanaman industri (HTI),” kata Badrodin dalam jumpa pers di kantor Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, pada Senin (12/10).
Dari 12 perusahaan yang dijadikan tersangka, ada empat kasus yang masuk tahap satu. Artinya penyidik dari kepolisian telah menyerahkan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Menurut Badrodin, ada dua perusahaan asing yang masuk jajaran 12 tersangka. Keduanya masing-masing dari Malaysia dan Cina.
Mereka dikenai Pasal 108 UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berisi ancaman pidana hukuman penjara minimal tiga tahun dan maksimal 10 tahun serta denda minimal Rp3 miliar dan maksimal Rp10 miliar.
Selain perusahaan, sebanyak 209 orang juga dikenai status tersangka.
Bulan lalu, kepolisian menetapkan tujuh perusahaan sebagai tersangka pelaku pembakaran hutan.
Ketujuh perusahaan itu adalah PT RPP di Sumatra Selatan, PT BMH di Sumsel, PT RPS di Sumsel, PT LIH di Riau, PT GAP di Kalimantan Tengah, PT MBA di Kalimantan Tengah, dan PT ASP di Kalteng.
Saran dalam Struktur Fungsional
Seharusnya aparat memperketat pengawasan kepada perushaan asing yang berada di Indonesia khususnya perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan atau hutan, karena kalau tidak di perketat pengawasannya banyak perusahaan asing yang menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Aparat juga harus menyelidiki secara mendalam perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia agar tidak terjadi kasus pembakaran hutan seperti ini.
Saran dalam Struktur Divisional
Agar tidak terjadi konflik dengan aparat dan masyarakat sekitar yang tinggal dekat hutan, seharusnya perusahaan jika ingin membabat hutan dilakukan reboisasi (penanaman ulang pohon), bukannya melakukan penebangan liar yang menyebabkan terjadinya pembakaran hutan. Sebaiknya meminta izin secara resmi kepada aparat dan masyarakat sekitar jika ingin melakukan penebangan hutan yang lahannya dijadikan sebagai perusahaan atau kepentingan perusahaan.
B. Actuating dalam Manajemen
1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
Menurut George R. Terry (1986) Actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan tergantung pada bergerak tidaknya seluruh anggota
manajemen, mulai dari tingkta atas, tengah, sampai bawah.
Pergerakan / actuating yang terarah akan membuat organisasi beralan efektif karena tujuan, budget
standar, metode kerja dan prosedur serta program sudah direncanakan.
3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
a. Prinsip mengarah kepada tujuan
Pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses
pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawawahan terhadap usaha mencapai tujuan artinya
dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain
seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik
akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab
para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala
kegiatannya.
Dapus
Siswanto, H.B. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Sule, E.T. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana
Zakiyuddin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajeman. Jakarta : Mitra Wacana Media
Wijayantp, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta : Garuda Pustaka Utama
Faraz. N.J. (2004). Media Pembelajaran Manajemen. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Dalimunthe, R. F. (2003). KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. USU Digital Library. http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha1.pdf
1. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah susudan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu
perkumpulan (Stoner & Wankell 1986 : 243)
Struktur Organisasi adalah Desain Organisasi dimana manajer melakukan alokasi SDM, terutama yang
terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi.Serta bagaimana keseluruhan
kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
Struktur Organisasi adalah pola hubungan yang dibangun diantara komponen-komponen bagian dari
sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengenda;ian, dan wewenang (David Wilson
&Robert Rosenfeld 1990 : 215)
Sistem tugas-tugas yang normal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para
karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi
Sistem tugas, hubungan pelaporan dan komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan
individu maupun kelomok. (Schamerhorn. J. R. 1996)
2. Fungsi Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksaan,
prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai ujuan yang ingin
dicapai.
4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan :
- Insight : Kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
- Forsight : Kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan.
- Studi Eksploratif : Kemampuan untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
- Doorsight : Kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.
- Tujuan dan sasaran : merupakan dasar bagi strategi perusahaan
- Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum mebuat perencanaan
2. Pengorganisasian ( Organizing)
Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
organisasi.
3. Pelaksanaan atau Penerpan (Actuating)
Merupakan implementasi dari perencanaa dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang
berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-ssama sesuai dengan
bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
4. Pengawasan (Controlling)
Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaa,
apakah semua kegiatan terebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan
berhasil guna.
3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional
Manfaat Struktur Fungsional
- Mempergunakan sumber daya khusus secara efisien
- Supervisi dapat dilakukan lebih mudah
- Mengembangkan keahilan fungsional
- Mudah memobilitas keterampilan khusus
- Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
- Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah
Manfaat Struktur Divisional
- Pekerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan
- Keputusan lebih cepat
- Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
- Pengembangan dan strategi dekat dengan lingukanga
- Meberikan landasan pelatihan bagi para majer strategi
- Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan
- Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masing divis
4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisioanal
Kerugian Struktur Fungsional
- Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
- Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
- Inovasi terbatas
- Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
- Sulit untuk menemukan mana yang harus bertanggungjawab
- Sulit untuk menilai prestasi
- Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi
Kerugian Struktur Divisional
- Mengakibatkan turunnya komunikasi antar spesialisasi fungsional
- Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar individu
- Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah
5. Contoh Kasus
Sebanyak 12 perusahaan dijadikan tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan, kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti
.
Ke-12 perusahaan tersebut beroperasi di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.“Perusahaan-perusahaan itu ada yang bergerak di bidang perkebunan, ada yang di bidang hutan tanaman industri (HTI),” kata Badrodin dalam jumpa pers di kantor Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, pada Senin (12/10).
Dari 12 perusahaan yang dijadikan tersangka, ada empat kasus yang masuk tahap satu. Artinya penyidik dari kepolisian telah menyerahkan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Menurut Badrodin, ada dua perusahaan asing yang masuk jajaran 12 tersangka. Keduanya masing-masing dari Malaysia dan Cina.
Mereka dikenai Pasal 108 UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berisi ancaman pidana hukuman penjara minimal tiga tahun dan maksimal 10 tahun serta denda minimal Rp3 miliar dan maksimal Rp10 miliar.
Selain perusahaan, sebanyak 209 orang juga dikenai status tersangka.
Bulan lalu, kepolisian menetapkan tujuh perusahaan sebagai tersangka pelaku pembakaran hutan.
Ketujuh perusahaan itu adalah PT RPP di Sumatra Selatan, PT BMH di Sumsel, PT RPS di Sumsel, PT LIH di Riau, PT GAP di Kalimantan Tengah, PT MBA di Kalimantan Tengah, dan PT ASP di Kalteng.
Saran dalam Struktur Fungsional
Seharusnya aparat memperketat pengawasan kepada perushaan asing yang berada di Indonesia khususnya perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan atau hutan, karena kalau tidak di perketat pengawasannya banyak perusahaan asing yang menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Aparat juga harus menyelidiki secara mendalam perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia agar tidak terjadi kasus pembakaran hutan seperti ini.
Saran dalam Struktur Divisional
Agar tidak terjadi konflik dengan aparat dan masyarakat sekitar yang tinggal dekat hutan, seharusnya perusahaan jika ingin membabat hutan dilakukan reboisasi (penanaman ulang pohon), bukannya melakukan penebangan liar yang menyebabkan terjadinya pembakaran hutan. Sebaiknya meminta izin secara resmi kepada aparat dan masyarakat sekitar jika ingin melakukan penebangan hutan yang lahannya dijadikan sebagai perusahaan atau kepentingan perusahaan.
B. Actuating dalam Manajemen
1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
Menurut George R. Terry (1986) Actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan tergantung pada bergerak tidaknya seluruh anggota
manajemen, mulai dari tingkta atas, tengah, sampai bawah.
Pergerakan / actuating yang terarah akan membuat organisasi beralan efektif karena tujuan, budget
standar, metode kerja dan prosedur serta program sudah direncanakan.
3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
a. Prinsip mengarah kepada tujuan
Pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses
pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawawahan terhadap usaha mencapai tujuan artinya
dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain
seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik
akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab
para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala
kegiatannya.
Dapus
Siswanto, H.B. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Sule, E.T. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana
Zakiyuddin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajeman. Jakarta : Mitra Wacana Media
Wijayantp, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta : Garuda Pustaka Utama
Faraz. N.J. (2004). Media Pembelajaran Manajemen. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Dalimunthe, R. F. (2003). KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. USU Digital Library. http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha1.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)