Minggu, 15 Januari 2017

Psikologi Manajemen tugas ke 4

I. Empowerment, Stres & Konflik


A. Pengertian Empowerment
     Pemberdayaan merupakan suatu konsep yang diadopsi dari kata "empowerment". Menurut
     Webster dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka. 1996) kata empowerment atau
     empower mengandung dua pengertian yaitu : pertama to give power or authority to, kedua to give
     ability or enable, jadi dapat dipahami pengertian pertama sebagai memberi kekuasaan,
     mengalihkan ketakutan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan pada pengertian
     kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.

B. Pengertian Stres
     Stres sebagai ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, 
     dan spiritul manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.
     Dengan mengesampingkan berbagai sudut pandang (mental, emosional, fisik atau spiritual) yang
     di pakai unuk mengkaji stres, kami menyepakati bahwa stres adalah persepsi kita terhadap situasi
     atau kondisi di dalam lingkungan kita sendiri.

     Sumber- Sumber Stres
     - Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang :
       Kadang sumber stres itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya  melalui kesakitan. Tingkatan
       stres yang muncul tegantung pada rasa sakit dan umur individu (Sarafino, 1990).
    - Sumber-sumber stres di dalam keluarga :
      Stres disini bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : Perselisihan dalam
      masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda, dll.
   - Sumber-sumber stres didalam komunitas dan lingkungan :
     Interaksi subjek diluar lingkungan keluarga melengkapi sumber stres. Contohnya : pengalamab
     stres anak-anak disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif. Sedangkan orangtua bersumber
     dari pekerjaan dan lingkungan yang stresfull sifatnya.

C. Pengertian Konflik
    Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang, dua kelompok, atau lebih yang salah satu
    pihaknya berupaya menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atay membuatnya tak
    berdaya. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa  konflik merupakan
    pertentangan untuk berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan.

   Jenis- Jenis Konflik
  1. Konflik dalam peran sosial. Misalnya antarperanan dalam keluarga atau profesi. Maka, ini
      disebut konflik peran.
  2. Konflik antar kelompok sosial, misalnya konflik antar keluarga atau antargeng.
  3. Konflik antarsatuan nasional, misalnya konflik perang saudara atau konflik antarpartai politik
      dalam masa kampanye
  4. Konflik antarindividu yang tak terorganisasi dengan kelompok terorganisasi, misalnya polisi
      melawan huru hara.

  Proses-Proses Konflik
  Proses konflik terdiri dari lima yaitu :
  1. Konflik Laten : Merupakan tahap dari munculnya faktor-faktor penyebab konflik dalam
      organisasi. Bnetuk-bentuk dasar dari situasi ini adalah persaingan untuk memperebutkan
      sumberdaya yang terbatas, konflik peran, persaingan perebutan posisi di dalam organisasi.
 2. Konflik yang Dipersepsikan: Pada tahap ini salah satu pihak memandang pihak lain sebagai
     penghambat atau mengancam pencapaian tujuannya.
 3. Konflik yang Dimanifestasikan : Pada tahap ini perilaku tertentu sebagai indikator konflik sudah
     muali ditunjukan, seperti adanya sabitase, agresi terbuka, konfrotasi, rendahnya kinerja, dll.
 4. Resolusi Konflik : Pada tahap ini konflik yang terjadi diselesaikan dengan berbagai macam cara
     dan pendekatan.
 5. Konflik Altermath: Jika konflik sudah benar-benar di selesaikan maka hal itu akan meningkatkan
     hubungan para anggota organisasi. Hanya saja jika penyelesaian konfli tidak tepat, maka akan
     dapat menimbulkan konflik yang baru.

D. Kasus berkaitan dengan stres dan konflik
Kasus Stres Kerja Menyebabkan Kematian
     seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuatiPhone
     iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya 
     mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong  
    China selatan     dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat Dampak dari  
     laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan 
     pemberian 30 % bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya 
     lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa 
     lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki 
     gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, 
     namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini diFoxconn Company “Sepuluh 
    pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka 
    tewas karena terjun dari atas bangunan.
Solusi : solusi yang tepat adalah dengan merubah sistem kerja yang ada diperusahaan agar dapat memberi kenyamanan kepada para pekerjanya. Selain itu juga menyesuaikan upah setiap pekerja berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan, dengan begitu akan tumbuh motivasi mereka dalam bekerja. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan semangat yang nantinya akan berdampak baik bagi perusahaan 

Kasus Konflik Anak-anak yang putus sekolah dikarenakan membantu orangtuanya
Banyak anak usia wajib belajar yang putus sekolah karena harus bekerja. Kondisi itu harusnya menjadi perhatian pemerintah karena anak usia wajib belajar mesti menyelesaikan pendidikan SD-SMP-SM tanpa hambatan termasuk persoalan biaya. Berdasarkan  data survei yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika pada 2006 bahwa tercatat anak usia 10-17 tahun telah menjadi pekerja sebanyak 2.8 juta anak. Dari hasil studi anak, ditemukan bahwa anak-anak usia 9-15 tahun terlibat dengan berbagai jenis pekerjaan yang berakibat buruk terhadap kesehatan fisik, mental, emosional dan seks. Awalnya mereka hanya sekedar membantu orang tua, tetapi kemudian sering bolos sekolah dan akhirnya putus sekolah.
Solusinya : Bantuan dana bos saja belum cukup bagi anak dengan ekonomi rendah, seharusnya pemerintah dan pihak sekolah memberikan beasiswa tambahan untuk pembelian seragamm dan alat tulis serta biaya transportasi dari rumah ke sekolah agar anak-anak wajib belajar tidak terbebani dengan biaya pendidikan.

II. Komunikasi Dalam Manajemen

A. Pengertian Komunikasi
     Kata komunikasi berasal dari  bahasa Latin communication yang berarti 'pemberitahuan' atau 'pertukaran pikiran'. Jadi secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah hendak terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu petukaran pikiran dan pengertian antar komunikator (penyebar pesan) dan komunikasi (penerima pesan).
Menurut tokoh Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang  individu tau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lembang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.

B. Proses Komunikasi
    Proses komunikasi terdiri dari 5 proses :
1. Ide/ gagasan diciptakan oleh sumber komunikator
2. Ide yang diciptakan  tersebut kemudian dialih bentukan menjadi lambang-lambang komunikasi 
    yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.
3. pesan yang telah di encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai 
   dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditunjukan kepada komunikan.
4. Penerima menafsirakn isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan 
    tersebut
5. Apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khayalak akan mengirim kembali pesan tersebut 
    ke komunikator.
 
C. Hambatan Komunikasi
    Menurut Robbins (2003), ada empat hambatan :
1. Perbedaan Bahasa dan Persepsi
   Cenderung mengubah infirmasi itu ketimbang mengatur ulang pola yang sudah ada. Hal inilah yang menyebabkan pengertian terhadap sesuatu hal akan berbeda secara dramatis dengan orang lain. Namun, semakin banyak  pengalaman yang dibagi, semakin tinggi tingkat pemahaman satu sama lain.
2. Gangguan Komunikasi
    Menurut Locker terdapat dua gangguan komunikasi :
    - Gangguan Emosional : Anda akan kesulitan dalam menyusun pesan  jika anda sedang kecewa, 
      marah, atau takut. Hal inilah yang menyebabkan gagasan dan perasaan sering membuat kita sulit 
      bersikap objektif.
    - Gangguan Fisik : Hambatan komunikasi sering kali bersifat fisik: hubungan yang buruk, akustik 
      yang jelek, dan tulisan yang tidak dapat dibaca.  
3. Overlood Informasi 
    Komunikasi bisnis sering terganggua karena materinya rumit dan kontroversial.
4. Penyaringan yang tidak tepat
    Menyaring adalah membuang atau menyingkat informasi sebelum pesan itu diteruskan kepada 
    orang lain. Namun apabila hal tersebut mempengaruhi jumlah dan mutu informasi yang   '
    diteruskan,  tentu akan mempengaruhi komunikasi efekif yang diharapkan. 

D. Jelaskan Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
     Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi yang mencakup componential dan situasional, komunikasi dalam organisasi atau perusahaan menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu penyampaian pesan atau perintah antar anggora organisasi, baik antara atasan dan bawahan, bawahan dengan atasan maupun sesama anggota. Secara sederhana, komunikasi adalag proses penyampaian atau transfer dan pemahaman berkomuikasi, kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain. Adapu nberkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah siakp,  pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses komunikasi di mulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian di transfer melalui seuatu channel, kemudian diterima oleh penerima. Komunikasi interpersonal efektif dalam organisasi mencakup dua bagian :
1. Compentional: Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain dengan dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
2. Situasional: Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan bali langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E. Jelaskan Model Pengelolahan informasi dalam komunikasi 
    Model pengelolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta pengembangan bahasa untuk mengungkapkannya. Model pengelolahan informasi ada  4 :
1. Rational
2. Limited capacity
3. Expert
4. Cybernetic

F. Jelaskan Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
1. Confidence : Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy : Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3. Interaction Management : Adanya  berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4. Expressiveness : Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku
5. Other -Orientation :

Daftar Pustaka 

As'ad, M. 1999. Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta : Liberty
Anonim. 1999. Manajemen Stres. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Andi Sunaryo. 20002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Pudjiastiti Puline. 2000. Sosiologi Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta : Grasindo
Suprapto Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Yogyakarta : MedPress
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu, Edisi Pertama
Sukoco M. Badri. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta : Erlangga
 

 

Senin, 14 November 2016

Psikologi Manajemen tugas 3

 TUGAS 3


A. Controlling Fungsi Manajemen

1. Pengertian Controlling Fungsi Manajemen
    Pengendalian (Controlling) merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai 
    dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Langkah-langkah  Controlling Fungsi Manajemen
    -  Menetapkan  standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja.
       Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik 
       yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
       memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjad dalam perusahaan itu
       tanpa perlu mengawasi setiap langka untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
    -  Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
       Pengukuran prestasi kerja idelanya dilaksanakan atas dasra pendangan kedepan, sehingga                    penyimpangan-penyimangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
    -  Menganalisis Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar.
       Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yangditetapkan.        
       Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam
       kendali.
    -  Mengambil Tindakan Korektif
       Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan
       yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang
       terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana 
      dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

3. Tipe-tipe Controlling
     A). Pengendalian Pendahuluan
           Memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan(input),
           seperti material, keuangan, modal, dan sumberdaya manusia. Informasi membantu manajer 
           dalam menentukan apakah berbagai sumberdaya tersebut memenuhi berbagai standar.
     B). Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls)
           Memerlukan standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak.
     C). Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls)
           Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

4. Membuat Strategi Controlling
    1). Membuat rancangan yang strategis yang member ruang bagi inovasi dan pengembangan di  
         dalamnya, membuat rancangan yang amat detail mematikan ruang bagi inovasi dan keadaptifan          organisasi dalam menghadapi perubahan yang dihadapi pada saat implementasi berhalangan.
    2). Organisasi berubah dari organisasi yang lincah menjadi organisasi birokratik yang kaku.  
    3).  Perencanaan yang teramat detail tidak ubahnya membuat organisasi perusahaan.

 B. Kekuasaan Dan Pengaruh

1. Pengertian Kekuasaan
    Kekuasaan (power) adalah mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk memengaruhi 
    perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Kekuasaan merupakan suatu  
    kemampuan atau potensi.

2. Sumber-sumber Kekuasaan
    - Kekuasaan yang Bersumber pada Kedudukan
      Kekuasan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis.
      1). Kekuasaan formal atau legal (French & Raven, 1959)
           Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana  
           menteri, dan sebagainya yang mendapat kekuasaan  karena ditunjuk dan/atau diperkuat 
           dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
      2). Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven,1959)
           Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku 
           atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan 
           sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
      3). Kendali atas hukuman (French & Raven, 1959)
           Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga 
           terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang 
           sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan 
           yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya adalah preman-preman yang memunguti pajak 
           dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu 
           karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada senior
           murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
     4). Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
          Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang 
          menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara 
          serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama 
          akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan. 
          Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-
          kawannya setiap menjelang ulangan umum.
     5). Kendali ekologik (lingkungan)
          Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi (situational engineering). Contoh 
          adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1957). Seorang atasan, manajer atau kepala
          bagian personalia,misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
          menentukan posisi anggota kantor mengatur pegawai untuk duduk di mana dan dengan siapa.
          Orang-orang ini menjadin pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
  -  Kekuasaan yang Bersumber  pada Kepribadian
     Berbeda dari kepemimpinan yang bersumber pada kekuasan  karena kedudukan, kepemimpinan
     yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai 
     berikut.
     1). Keahlian atau keterampilan (French & Raven, 1959)
          Dalam sholat berjamaah dalam agama Islam, yang dijadikan pemimpin sholat (imam) adalah
          yang paling fasih membaca ayat Al-Qur'an. Di sebuah kapal atau pesawat udara, mualim atau
          penerbang yang paling terampillah yang dijadikan nahkoda atau kapten. Pasien-pasien di 
          rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau penutan karena dokterlah  yang 
          dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
     2). Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven, 1959)
          Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
          kekuasaan sehingga seseorang di anggap sebagai pemimpin. Ibu-ibu ketua kelompok arisan, 
          misalnya dipilih karena sifat-sifat pribadi jenis ini. Ibu Theresa, biarawati yang hidupnya 
          sepenuhnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di Bombay, dianggap sebagai 
          pemimpin karena pershabatan dan kesetiannya kepada anak-anak tersebut. Demikian juga
          halnya dengan pimpinan yayasan panti asuhan dan lembaga sosial lainnya.
     3). Karisma (House, 1977)
          Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
          merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
          dibicarakan tersendiri dalam teori bakat. 
  -  Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
     Selanjutnya, kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
     1). Kendali atas proses pembuatan keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
          Dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan
          atau tidak. Hakim memimpin sidang pengadilan karena ia mempunyai kendali atas jalannya 
          sidang dan keputusan atau vonis yang akan dijatuhkan. Kepemimpinan seorang presiden juga
          bersumber pada kekuasaan politik karena sebuh undang-undang yang sudah disetujui parlemen
          baru berlaku jika sudah mendapat tanda tangannya.
     2). Koalisi (Stevenson, Pearce & Porter, 1985)
          Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan
          untuk membuat kerja sama dengan kelompok lain. Pemilik perusahaan berhak melakukan
          merger dengan perusahaan lain. Kepala suku indian mengisap pipa perdamaian dengan kepala
          suku lainnya. Presiden menyatakan perang atau damai dengan negara lain.
     3). Partisipasi (Pfeffer, 1981)
          Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa
          tiap angota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
    4). Institusionalisasi
         Pemimpin agama menikahkan pasangan suami-istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
         Notaris atau hakim menetapkan berdirinya suatu yayasan atau perushaan  baru. Lurah 
         mengesahkan berdirinya LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa). Itu adalah beberapa 
         contoh dari kekuasaan politik yang merupakan sumber kepemimpinan. 

 3. Pengertian Pengaruh
     Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu
     terikat dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

 4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
       Taktik- taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
     seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau 
     bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
     orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
       Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-takti yang biasa digunakan
     orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukut telah
     dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh 
     Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia,
     1992). Hasil penelitian Yulk dkk, menunjukan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di 
     dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu :
     1). Daya tarik inspirasioanl (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang 
          lain dengan mennggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme 
          atau gairah pada orang lain.
     2). Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
          dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu 
          rencana yang akan dilaksanakan.
     3). Mengucapkan kata-kata manis (Ingratation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
          dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
     4). Persuasi  Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
          dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau 
          gairah pada orang lain. 
     5). Daya tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseprang mempengaruhi orang lain atau 
          memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
     6). Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain 
          untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
     7). Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan 
           ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu. 
     8). Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan 
          sesuatu keuntungan tertentu kepada orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan 
          target setuju.
     9). Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan  
          menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau  dengan mengatakan bahwa suatu permintaan 
          adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

5) Kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi
    
    Keputusan untuk membangun gedung baru untuk DPR, hal tersebut telah mencerminkan betapa
    serakahnya petinggi negara kita ini, padahal masih banyak masyarakat yang tidak mampu yang
    lebih membutuhkan dana untuk pembangunan gedung tersebut yang diperkirakan membutuhkan
    biaya kurang lebih sebesar Rp. 1,1 Triliun.
 
    Saran :
    Seharusnya DPR yang memiliki kekuasaan atas rakyat tidak boleh memakai biaya yang terlalu
    besar untuk hal-hal yang tidak begitu penting, lebih baik uang tersebut di pakai untuk kepentingan
    rakyat bukan hanya kepentingan pribadi. Keputusan DPR untuk membangun gedung
    mempengaruhi pandangan rakyat tentang citra DPR sendiri, karena seharunsya DPR lebih
    mementingkan kebutuhan rakyat bukan pribadi atau organisasi tertentu.
 

Dapus :

Astuti, Tri. 2015. Buku pedoman umum pelajar ekonomi rangkuman inti sari ekonomi SMA kelas 
       1,2,3. Jakarta : Vicosta Publishing
Umar, Husein. 2000. Business an introduction. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Stephen P. Robbins, dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku organisasi, edisi 12 buku 2. Jakarta:
       Salemba Empat
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik.  Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Marianti,M.M. 2001. Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam organisasi. volume 07, 
       p.51

 
    

    



 






Rabu, 19 Oktober 2016

Psikologi Manajemen Tugas ke-2

A. Pengorganisasian Struktur Manajemen

1. Pengertian Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi adalah susudan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu
    perkumpulan (Stoner & Wankell 1986 : 243)
 
    Struktur Organisasi adalah Desain Organisasi dimana manajer melakukan alokasi SDM, terutama yang
    terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi.Serta bagaimana keseluruhan
    kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
 
    Struktur  Organisasi adalah pola hubungan yang dibangun diantara komponen-komponen bagian dari
    sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengenda;ian, dan wewenang (David Wilson
    &Robert Rosenfeld 1990 : 215)

    Sistem tugas-tugas yang normal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para
    karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

    Pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi
 
    Sistem tugas, hubungan pelaporan dan komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan
    individu maupun kelomok. (Schamerhorn. J. R. 1996)

2. Fungsi Manajemen

    1. Perencanaan (Planning)
        Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksaan,
        prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai ujuan yang ingin
        dicapai.

        4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan :
  • Insight : Kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap     hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
  • Forsight : Kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan.
  • Studi Eksploratif : Kemampuan untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
  • Doorsight : Kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.  
        Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu :

        - Tujuan dan sasaran : merupakan dasar bagi strategi perusahaan
        - Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum mebuat perencanaan
    2. Pengorganisasian ( Organizing)
        Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian           dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna
        mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
        organisasi.

    3. Pelaksanaan atau Penerpan (Actuating)
        Merupakan implementasi dari perencanaa dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang     
        berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-ssama sesuai dengan
        bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

    4. Pengawasan (Controlling)     
        Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaa,
        apakah semua kegiatan terebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan
        berhasil guna.

3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional

    Manfaat Struktur Fungsional
    - Mempergunakan sumber daya khusus secara efisien
    - Supervisi dapat dilakukan lebih mudah
    - Mengembangkan keahilan fungsional
    - Mudah memobilitas keterampilan khusus
    - Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
    - Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah

    Manfaat Struktur Divisional
    - Pekerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan
    - Keputusan lebih cepat
    - Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
    - Pengembangan dan strategi dekat dengan lingukanga
    - Meberikan landasan pelatihan bagi para majer strategi
    - Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan
    - Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masing divis

4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisioanal
 
    Kerugian Struktur Fungsional
    - Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
    - Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
    - Inovasi terbatas
    - Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
    - Sulit untuk menemukan mana yang harus bertanggungjawab
    - Sulit untuk menilai prestasi
    - Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi

    Kerugian Struktur Divisional
    - Mengakibatkan turunnya komunikasi antar spesialisasi fungsional
    - Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar individu
    - Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah

5. Contoh Kasus
   
Sebanyak 12 perusahaan dijadikan tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan, kata Kapolri Jenderal  Badrodin Haiti 
.
Ke-12 perusahaan tersebut beroperasi di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
“Perusahaan-perusahaan itu ada yang bergerak di bidang perkebunan, ada yang di bidang hutan tanaman industri (HTI),” kata Badrodin dalam jumpa pers di kantor Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, pada Senin (12/10).
Dari 12 perusahaan yang dijadikan tersangka, ada empat kasus yang masuk tahap satu. Artinya penyidik dari kepolisian telah menyerahkan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Menurut Badrodin, ada dua perusahaan asing yang masuk jajaran 12 tersangka. Keduanya masing-masing dari Malaysia dan Cina.
Mereka dikenai Pasal 108 UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berisi ancaman pidana hukuman penjara minimal tiga tahun dan maksimal 10 tahun serta denda minimal Rp3 miliar dan maksimal Rp10 miliar.
Selain perusahaan, sebanyak 209 orang juga dikenai status tersangka.
Bulan lalu, kepolisian menetapkan tujuh perusahaan sebagai tersangka pelaku pembakaran hutan.
Ketujuh perusahaan itu adalah PT RPP di Sumatra Selatan, PT BMH di Sumsel, PT RPS di Sumsel, PT LIH di Riau, PT GAP di Kalimantan Tengah, PT MBA di Kalimantan Tengah, dan PT ASP di Kalteng.

Saran dalam Struktur Fungsional

Seharusnya aparat memperketat pengawasan kepada perushaan asing yang berada di Indonesia khususnya perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan atau hutan, karena kalau tidak di perketat pengawasannya banyak perusahaan asing yang menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Aparat juga harus menyelidiki secara mendalam perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia agar tidak terjadi kasus pembakaran hutan seperti ini.

Saran dalam Struktur Divisional

Agar tidak terjadi konflik dengan aparat dan masyarakat sekitar yang tinggal dekat hutan, seharusnya perusahaan jika ingin membabat hutan dilakukan reboisasi (penanaman ulang pohon), bukannya melakukan penebangan liar yang menyebabkan terjadinya pembakaran hutan. Sebaiknya meminta izin secara resmi kepada aparat dan masyarakat sekitar jika ingin melakukan penebangan hutan yang lahannya dijadikan sebagai perusahaan atau kepentingan perusahaan.


B. Actuating dalam Manajemen

    1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
    
           Menurut George R. Terry (1986) Actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota
        kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
        perusahaan dan sasaran  anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
        mencapai sasaran-sasaran tersebut.

    2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
 
        Untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan tergantung pada bergerak tidaknya seluruh anggota 
        manajemen, mulai dari tingkta atas, tengah, sampai bawah.

        Pergerakan / actuating yang terarah akan membuat organisasi beralan efektif karena tujuan, budget
        standar, metode kerja dan prosedur serta program sudah direncanakan.

    3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
        a. Prinsip mengarah kepada tujuan 
            Pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses  
            pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawawahan terhadap usaha mencapai tujuan artinya 
            dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain 
            seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan 
            kemampuan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
        b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan 
           Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan            tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik 
           akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
        c. Prinsip kesatuan komando  
           Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab 
           para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala 
           kegiatannya.

Dapus

Siswanto, H.B. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Sule, E.T. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana
Zakiyuddin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajeman. Jakarta : Mitra Wacana Media
Wijayantp, Dian. 2012. Pengantar Manajemen.  Jakarta : Garuda Pustaka Utama
Faraz. N.J. (2004). Media Pembelajaran Manajemen. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta




Dalimunthe, R. F. (2003). KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. USU Digital Library. http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha1.pdf