TUGAS 3
A. Controlling Fungsi Manajemen
1. Pengertian Controlling Fungsi Manajemen
Pengendalian (Controlling) merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Langkah-langkah Controlling Fungsi Manajemen
- Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja.
Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik
yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjad dalam perusahaan itu
tanpa perlu mengawasi setiap langka untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
- Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idelanya dilaksanakan atas dasra pendangan kedepan, sehingga penyimpangan-penyimangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
- Menganalisis Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar.
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yangditetapkan.
Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam
kendali.
- Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan
yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang
terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana
dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
3. Tipe-tipe Controlling
A). Pengendalian Pendahuluan
Memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan(input),
seperti material, keuangan, modal, dan sumberdaya manusia. Informasi membantu manajer
dalam menentukan apakah berbagai sumberdaya tersebut memenuhi berbagai standar.
B). Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls)
Memerlukan standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak.
C). Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls)
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
4. Membuat Strategi Controlling
1). Membuat rancangan yang strategis yang member ruang bagi inovasi dan pengembangan di
dalamnya, membuat rancangan yang amat detail mematikan ruang bagi inovasi dan keadaptifan organisasi dalam menghadapi perubahan yang dihadapi pada saat implementasi berhalangan.
2). Organisasi berubah dari organisasi yang lincah menjadi organisasi birokratik yang kaku.
3). Perencanaan yang teramat detail tidak ubahnya membuat organisasi perusahaan.
B. Kekuasaan Dan Pengaruh
1. Pengertian KekuasaanKekuasaan (power) adalah mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk memengaruhi
perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Kekuasaan merupakan suatu
kemampuan atau potensi.
2. Sumber-sumber Kekuasaan
- Kekuasaan yang Bersumber pada Kedudukan
Kekuasan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis.
1). Kekuasaan formal atau legal (French & Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana
menteri, dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena ditunjuk dan/atau diperkuat
dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
2). Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven,1959)
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku
atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan
sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
3). Kendali atas hukuman (French & Raven, 1959)
Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga
terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang
sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan
yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya adalah preman-preman yang memunguti pajak
dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu
karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada senior
murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
4). Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang
menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara
serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama
akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-
kawannya setiap menjelang ulangan umum.
5). Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi (situational engineering). Contoh
adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1957). Seorang atasan, manajer atau kepala
bagian personalia,misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggota kantor mengatur pegawai untuk duduk di mana dan dengan siapa.
Orang-orang ini menjadin pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
- Kekuasaan yang Bersumber pada Kepribadian
Berbeda dari kepemimpinan yang bersumber pada kekuasan karena kedudukan, kepemimpinan
yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai
berikut.
1). Keahlian atau keterampilan (French & Raven, 1959)
Dalam sholat berjamaah dalam agama Islam, yang dijadikan pemimpin sholat (imam) adalah
yang paling fasih membaca ayat Al-Qur'an. Di sebuah kapal atau pesawat udara, mualim atau
penerbang yang paling terampillah yang dijadikan nahkoda atau kapten. Pasien-pasien di
rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau penutan karena dokterlah yang
dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
2). Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven, 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan sehingga seseorang di anggap sebagai pemimpin. Ibu-ibu ketua kelompok arisan,
misalnya dipilih karena sifat-sifat pribadi jenis ini. Ibu Theresa, biarawati yang hidupnya
sepenuhnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di Bombay, dianggap sebagai
pemimpin karena pershabatan dan kesetiannya kepada anak-anak tersebut. Demikian juga
halnya dengan pimpinan yayasan panti asuhan dan lembaga sosial lainnya.
3). Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
dibicarakan tersendiri dalam teori bakat.
- Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
Selanjutnya, kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
1). Kendali atas proses pembuatan keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
Dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan
atau tidak. Hakim memimpin sidang pengadilan karena ia mempunyai kendali atas jalannya
sidang dan keputusan atau vonis yang akan dijatuhkan. Kepemimpinan seorang presiden juga
bersumber pada kekuasaan politik karena sebuh undang-undang yang sudah disetujui parlemen
baru berlaku jika sudah mendapat tanda tangannya.
2). Koalisi (Stevenson, Pearce & Porter, 1985)
Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan
untuk membuat kerja sama dengan kelompok lain. Pemilik perusahaan berhak melakukan
merger dengan perusahaan lain. Kepala suku indian mengisap pipa perdamaian dengan kepala
suku lainnya. Presiden menyatakan perang atau damai dengan negara lain.
3). Partisipasi (Pfeffer, 1981)
Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa
tiap angota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
4). Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami-istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
Notaris atau hakim menetapkan berdirinya suatu yayasan atau perushaan baru. Lurah
mengesahkan berdirinya LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa). Itu adalah beberapa
contoh dari kekuasaan politik yang merupakan sumber kepemimpinan.
3. Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu
terikat dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktik- taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau
bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-takti yang biasa digunakan
orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukut telah
dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh
Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia,
1992). Hasil penelitian Yulk dkk, menunjukan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di
dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu :
1). Daya tarik inspirasioanl (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan mennggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme
atau gairah pada orang lain.
2). Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu
rencana yang akan dilaksanakan.
3). Mengucapkan kata-kata manis (Ingratation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
4). Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau
gairah pada orang lain.
5). Daya tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseprang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6). Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain
untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
7). Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
8). Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan
target setuju.
9). Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
5) Kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi
Keputusan untuk membangun gedung baru untuk DPR, hal tersebut telah mencerminkan betapa
serakahnya petinggi negara kita ini, padahal masih banyak masyarakat yang tidak mampu yang
lebih membutuhkan dana untuk pembangunan gedung tersebut yang diperkirakan membutuhkan
biaya kurang lebih sebesar Rp. 1,1 Triliun.
Saran :
Seharusnya DPR yang memiliki kekuasaan atas rakyat tidak boleh memakai biaya yang terlalu
besar untuk hal-hal yang tidak begitu penting, lebih baik uang tersebut di pakai untuk kepentingan
rakyat bukan hanya kepentingan pribadi. Keputusan DPR untuk membangun gedung
mempengaruhi pandangan rakyat tentang citra DPR sendiri, karena seharunsya DPR lebih
mementingkan kebutuhan rakyat bukan pribadi atau organisasi tertentu.
Dapus :
Astuti, Tri. 2015. Buku pedoman umum pelajar ekonomi rangkuman inti sari ekonomi SMA kelas1,2,3. Jakarta : Vicosta Publishing
Umar, Husein. 2000. Business an introduction. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Stephen P. Robbins, dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku organisasi, edisi 12 buku 2. Jakarta:
Salemba Empat
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Marianti,M.M. 2001. Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam organisasi. volume 07,
p.51