Senin, 14 November 2016

Psikologi Manajemen tugas 3

 TUGAS 3


A. Controlling Fungsi Manajemen

1. Pengertian Controlling Fungsi Manajemen
    Pengendalian (Controlling) merupakan serangkaian pengawasan agar pekerjaan berjalan sesuai 
    dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Langkah-langkah  Controlling Fungsi Manajemen
    -  Menetapkan  standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja.
       Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik 
       yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna
       memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjad dalam perusahaan itu
       tanpa perlu mengawasi setiap langka untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
    -  Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
       Pengukuran prestasi kerja idelanya dilaksanakan atas dasra pendangan kedepan, sehingga                    penyimpangan-penyimangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
    -  Menganalisis Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar.
       Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yangditetapkan.        
       Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam
       kendali.
    -  Mengambil Tindakan Korektif
       Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan
       yang terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang
       terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana 
      dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

3. Tipe-tipe Controlling
     A). Pengendalian Pendahuluan
           Memerlukan berbagai standar kualitas dan kuantitas yang layak dari berbagai masukan(input),
           seperti material, keuangan, modal, dan sumberdaya manusia. Informasi membantu manajer 
           dalam menentukan apakah berbagai sumberdaya tersebut memenuhi berbagai standar.
     B). Pengendalian Bersamaan (Concurrent Controls)
           Memerlukan standar perilaku, kegiatan dan pelaksanaan kegiatan yang layak.
     C). Pengendalian Umpan Balik (Feedback Controls)
           Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

4. Membuat Strategi Controlling
    1). Membuat rancangan yang strategis yang member ruang bagi inovasi dan pengembangan di  
         dalamnya, membuat rancangan yang amat detail mematikan ruang bagi inovasi dan keadaptifan          organisasi dalam menghadapi perubahan yang dihadapi pada saat implementasi berhalangan.
    2). Organisasi berubah dari organisasi yang lincah menjadi organisasi birokratik yang kaku.  
    3).  Perencanaan yang teramat detail tidak ubahnya membuat organisasi perusahaan.

 B. Kekuasaan Dan Pengaruh

1. Pengertian Kekuasaan
    Kekuasaan (power) adalah mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk memengaruhi 
    perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Kekuasaan merupakan suatu  
    kemampuan atau potensi.

2. Sumber-sumber Kekuasaan
    - Kekuasaan yang Bersumber pada Kedudukan
      Kekuasan yang bersumber pada kedudukan terbagi ke dalam beberapa jenis.
      1). Kekuasaan formal atau legal (French & Raven, 1959)
           Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana  
           menteri, dan sebagainya yang mendapat kekuasaan  karena ditunjuk dan/atau diperkuat 
           dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
      2). Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven,1959)
           Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku 
           atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya, dan 
           sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan jenis ini.
      3). Kendali atas hukuman (French & Raven, 1959)
           Ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran biasanya juga 
           terkait dengan kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang 
           sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini adalah kepemimpinan 
           yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya adalah preman-preman yang memunguti pajak 
           dari pemilik-pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu 
           karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP takut kepada senior
           murid kelas 3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
     4). Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
          Informasi adalah ganjaran positif juga bagi yang memerlukannya. Oleh karena itu, siapa yang 
          menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Orang yang paling tahu jalan di antara 
          serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama 
          akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan. 
          Murid yang selalu punya bocoran soal ulangan juga dianggap sebagai pemimpin oleh kawan-
          kawannya setiap menjelang ulangan umum.
     5). Kendali ekologik (lingkungan)
          Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi (situational engineering). Contoh 
          adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham, 1957). Seorang atasan, manajer atau kepala
          bagian personalia,misalnya mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
          menentukan posisi anggota kantor mengatur pegawai untuk duduk di mana dan dengan siapa.
          Orang-orang ini menjadin pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
  -  Kekuasaan yang Bersumber  pada Kepribadian
     Berbeda dari kepemimpinan yang bersumber pada kekuasan  karena kedudukan, kepemimpinan
     yang bersumber pada kekuasaan karena kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai 
     berikut.
     1). Keahlian atau keterampilan (French & Raven, 1959)
          Dalam sholat berjamaah dalam agama Islam, yang dijadikan pemimpin sholat (imam) adalah
          yang paling fasih membaca ayat Al-Qur'an. Di sebuah kapal atau pesawat udara, mualim atau
          penerbang yang paling terampillah yang dijadikan nahkoda atau kapten. Pasien-pasien di 
          rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau penutan karena dokterlah  yang 
          dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
     2). Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven, 1959)
          Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
          kekuasaan sehingga seseorang di anggap sebagai pemimpin. Ibu-ibu ketua kelompok arisan, 
          misalnya dipilih karena sifat-sifat pribadi jenis ini. Ibu Theresa, biarawati yang hidupnya 
          sepenuhnya dibaktikan untuk menolong anak-anak miskin di Bombay, dianggap sebagai 
          pemimpin karena pershabatan dan kesetiannya kepada anak-anak tersebut. Demikian juga
          halnya dengan pimpinan yayasan panti asuhan dan lembaga sosial lainnya.
     3). Karisma (House, 1977)
          Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
          merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan. Mengenai hal ini
          dibicarakan tersendiri dalam teori bakat. 
  -  Kekuasaan yang Bersumber pada Politik
     Selanjutnya, kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
     1). Kendali atas proses pembuatan keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974)
          Dalam organisasi, ketua menentukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan
          atau tidak. Hakim memimpin sidang pengadilan karena ia mempunyai kendali atas jalannya 
          sidang dan keputusan atau vonis yang akan dijatuhkan. Kepemimpinan seorang presiden juga
          bersumber pada kekuasaan politik karena sebuh undang-undang yang sudah disetujui parlemen
          baru berlaku jika sudah mendapat tanda tangannya.
     2). Koalisi (Stevenson, Pearce & Porter, 1985)
          Kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas hak atau kewenangan
          untuk membuat kerja sama dengan kelompok lain. Pemilik perusahaan berhak melakukan
          merger dengan perusahaan lain. Kepala suku indian mengisap pipa perdamaian dengan kepala
          suku lainnya. Presiden menyatakan perang atau damai dengan negara lain.
     3). Partisipasi (Pfeffer, 1981)
          Pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh berpartisipasi, dalam bentuk apa
          tiap angota itu berpartisipasi, dan sebagainya.
    4). Institusionalisasi
         Pemimpin agama menikahkan pasangan suami-istri, menentukan terbentuknya keluarga baru.
         Notaris atau hakim menetapkan berdirinya suatu yayasan atau perushaan  baru. Lurah 
         mengesahkan berdirinya LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa). Itu adalah beberapa 
         contoh dari kekuasaan politik yang merupakan sumber kepemimpinan. 

 3. Pengertian Pengaruh
     Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaan tidak begitu
     terikat dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

 4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
       Taktik- taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh
     seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau 
     bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
     orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
       Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-takti yang biasa digunakan
     orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukut telah
     dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh 
     Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia,
     1992). Hasil penelitian Yulk dkk, menunjukan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di 
     dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu :
     1). Daya tarik inspirasioanl (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang 
          lain dengan mennggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme 
          atau gairah pada orang lain.
     2). Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
          dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu 
          rencana yang akan dilaksanakan.
     3). Mengucapkan kata-kata manis (Ingratation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
          dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
     4). Persuasi  Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
          dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau 
          gairah pada orang lain. 
     5). Daya tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseprang mempengaruhi orang lain atau 
          memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
     6). Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain 
          untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
     7). Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan 
           ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu. 
     8). Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan 
          sesuatu keuntungan tertentu kepada orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan 
          target setuju.
     9). Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan  
          menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau  dengan mengatakan bahwa suatu permintaan 
          adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.

5) Kasus tentang kekuasaan dan pengaruh pada sebuah organisasi
    
    Keputusan untuk membangun gedung baru untuk DPR, hal tersebut telah mencerminkan betapa
    serakahnya petinggi negara kita ini, padahal masih banyak masyarakat yang tidak mampu yang
    lebih membutuhkan dana untuk pembangunan gedung tersebut yang diperkirakan membutuhkan
    biaya kurang lebih sebesar Rp. 1,1 Triliun.
 
    Saran :
    Seharusnya DPR yang memiliki kekuasaan atas rakyat tidak boleh memakai biaya yang terlalu
    besar untuk hal-hal yang tidak begitu penting, lebih baik uang tersebut di pakai untuk kepentingan
    rakyat bukan hanya kepentingan pribadi. Keputusan DPR untuk membangun gedung
    mempengaruhi pandangan rakyat tentang citra DPR sendiri, karena seharunsya DPR lebih
    mementingkan kebutuhan rakyat bukan pribadi atau organisasi tertentu.
 

Dapus :

Astuti, Tri. 2015. Buku pedoman umum pelajar ekonomi rangkuman inti sari ekonomi SMA kelas 
       1,2,3. Jakarta : Vicosta Publishing
Umar, Husein. 2000. Business an introduction. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Stephen P. Robbins, dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku organisasi, edisi 12 buku 2. Jakarta:
       Salemba Empat
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar ilmu politik.  Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.
Marianti,M.M. 2001. Kekuasaan dan taktik mempengaruhi orang lain dalam organisasi. volume 07, 
       p.51

 
    

    



 






Rabu, 19 Oktober 2016

Psikologi Manajemen Tugas ke-2

A. Pengorganisasian Struktur Manajemen

1. Pengertian Struktur Organisasi

    Struktur Organisasi adalah susudan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu
    perkumpulan (Stoner & Wankell 1986 : 243)
 
    Struktur Organisasi adalah Desain Organisasi dimana manajer melakukan alokasi SDM, terutama yang
    terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi.Serta bagaimana keseluruhan
    kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan.
 
    Struktur  Organisasi adalah pola hubungan yang dibangun diantara komponen-komponen bagian dari
    sebuah organisasi yang menggambarkan pola komunikasi, pengenda;ian, dan wewenang (David Wilson
    &Robert Rosenfeld 1990 : 215)

    Sistem tugas-tugas yang normal dan hubungan pelaporan jabatan yang menentukan bagaimana para
    karyawan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

    Pengelompokan dan pengorganisasian aktivitas organisasi
 
    Sistem tugas, hubungan pelaporan dan komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan
    individu maupun kelomok. (Schamerhorn. J. R. 1996)

2. Fungsi Manajemen

    1. Perencanaan (Planning)
        Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksaan,
        prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai ujuan yang ingin
        dicapai.

        4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan :
  • Insight : Kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan terhadap     hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan
  • Forsight : Kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan.
  • Studi Eksploratif : Kemampuan untuk melihat segala sesuatu secara keseluruhan, sehingga diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
  • Doorsight : Kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.  
        Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu :

        - Tujuan dan sasaran : merupakan dasar bagi strategi perusahaan
        - Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum mebuat perencanaan
    2. Pengorganisasian ( Organizing)
        Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian           dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna
        mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan
        organisasi.

    3. Pelaksanaan atau Penerpan (Actuating)
        Merupakan implementasi dari perencanaa dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang     
        berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-ssama sesuai dengan
        bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

    4. Pengawasan (Controlling)     
        Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaa,
        apakah semua kegiatan terebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan
        berhasil guna.

3. Manfaat Struktur Fungsional dan Divisional

    Manfaat Struktur Fungsional
    - Mempergunakan sumber daya khusus secara efisien
    - Supervisi dapat dilakukan lebih mudah
    - Mengembangkan keahilan fungsional
    - Mudah memobilitas keterampilan khusus
    - Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
    - Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah

    Manfaat Struktur Divisional
    - Pekerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan
    - Keputusan lebih cepat
    - Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
    - Pengembangan dan strategi dekat dengan lingukanga
    - Meberikan landasan pelatihan bagi para majer strategi
    - Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan
    - Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masing divis

4. Kerugian Struktur Fungsional dan Divisioanal
 
    Kerugian Struktur Fungsional
    - Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan lambat
    - Koordinasi antar bagian atau fungsi tidak terlalu baik
    - Inovasi terbatas
    - Pandangan terhadap sasaran agak terbatas, anggota organisasi cenderung hanya memperhatikan
    - Sulit untuk menemukan mana yang harus bertanggungjawab
    - Sulit untuk menilai prestasi
    - Mengandung potensi yang kuat untuk terjadinya konflik antar fungsi

    Kerugian Struktur Divisional
    - Mengakibatkan turunnya komunikasi antar spesialisasi fungsional
    - Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar individu
    - Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah

5. Contoh Kasus
   
Sebanyak 12 perusahaan dijadikan tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan, kata Kapolri Jenderal  Badrodin Haiti 
.
Ke-12 perusahaan tersebut beroperasi di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
“Perusahaan-perusahaan itu ada yang bergerak di bidang perkebunan, ada yang di bidang hutan tanaman industri (HTI),” kata Badrodin dalam jumpa pers di kantor Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, pada Senin (12/10).
Dari 12 perusahaan yang dijadikan tersangka, ada empat kasus yang masuk tahap satu. Artinya penyidik dari kepolisian telah menyerahkan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Menurut Badrodin, ada dua perusahaan asing yang masuk jajaran 12 tersangka. Keduanya masing-masing dari Malaysia dan Cina.
Mereka dikenai Pasal 108 UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berisi ancaman pidana hukuman penjara minimal tiga tahun dan maksimal 10 tahun serta denda minimal Rp3 miliar dan maksimal Rp10 miliar.
Selain perusahaan, sebanyak 209 orang juga dikenai status tersangka.
Bulan lalu, kepolisian menetapkan tujuh perusahaan sebagai tersangka pelaku pembakaran hutan.
Ketujuh perusahaan itu adalah PT RPP di Sumatra Selatan, PT BMH di Sumsel, PT RPS di Sumsel, PT LIH di Riau, PT GAP di Kalimantan Tengah, PT MBA di Kalimantan Tengah, dan PT ASP di Kalteng.

Saran dalam Struktur Fungsional

Seharusnya aparat memperketat pengawasan kepada perushaan asing yang berada di Indonesia khususnya perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan atau hutan, karena kalau tidak di perketat pengawasannya banyak perusahaan asing yang menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Aparat juga harus menyelidiki secara mendalam perusahaan-perusahaan asing yang berada di Indonesia agar tidak terjadi kasus pembakaran hutan seperti ini.

Saran dalam Struktur Divisional

Agar tidak terjadi konflik dengan aparat dan masyarakat sekitar yang tinggal dekat hutan, seharusnya perusahaan jika ingin membabat hutan dilakukan reboisasi (penanaman ulang pohon), bukannya melakukan penebangan liar yang menyebabkan terjadinya pembakaran hutan. Sebaiknya meminta izin secara resmi kepada aparat dan masyarakat sekitar jika ingin melakukan penebangan hutan yang lahannya dijadikan sebagai perusahaan atau kepentingan perusahaan.


B. Actuating dalam Manajemen

    1. Pengertian Actuating dalam Manajemen
    
           Menurut George R. Terry (1986) Actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota
        kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
        perusahaan dan sasaran  anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga
        mencapai sasaran-sasaran tersebut.

    2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
 
        Untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan tergantung pada bergerak tidaknya seluruh anggota 
        manajemen, mulai dari tingkta atas, tengah, sampai bawah.

        Pergerakan / actuating yang terarah akan membuat organisasi beralan efektif karena tujuan, budget
        standar, metode kerja dan prosedur serta program sudah direncanakan.

    3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
        a. Prinsip mengarah kepada tujuan 
            Pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses  
            pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawawahan terhadap usaha mencapai tujuan artinya 
            dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain 
            seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan 
            kemampuan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
        b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan 
           Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan            tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik 
           akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
        c. Prinsip kesatuan komando  
           Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab 
           para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala 
           kegiatannya.

Dapus

Siswanto, H.B. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Sule, E.T. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana
Zakiyuddin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajeman. Jakarta : Mitra Wacana Media
Wijayantp, Dian. 2012. Pengantar Manajemen.  Jakarta : Garuda Pustaka Utama
Faraz. N.J. (2004). Media Pembelajaran Manajemen. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta




Dalimunthe, R. F. (2003). KETERKAITAN ANTAR PENELITIAN MANAJEMEN DENGAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN. USU Digital Library. http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha1.pdf






    


Jumat, 24 Juni 2016

Tugas Kesehatan Mental 4



Tugas Kesehatan Mental (4)
Nama Kelompok:
1. Afina Triadhani (10514401)
2. Atikah Dwi Fauziah (11514790)
3. Elita Chika Larasati (13514505)
4. Fitriasari (14514350)
5. Meisha Jihad Yudhiana (16514556)
6. Nia Kezia Naftalin (17514912)
7. Raniyah Melati (18514925)
8. Riany Trihatmanti M (19514236)
9. Sheila Henggriani (1A514207)
10. Siti Nurhikmah F. (1C514956)
Kelas: 2PA14

A.    Pekerjaan dan waktu luang

    1.Mengubah sikap terhadap pekerjaaan:
Sikap adalah suatu pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap seseorang terhadap pekerjaan pasti berbeda – beda dengan orang yang lain. Ada yang menyikapinya dengan kemalasan ada juga yang dengan ketekunan. Sikap malas seseorang terhadap pekerjaan harus diubah agar orang tersebut tidak dikeluarkan dari suatu pekerjaan. Mengubah sikap terhadap pekerjaan tergantung dari orang tersebut ingin memakai cara yang seperti apa. Bisa mulai dari cara membiasakan diri dengan sering melakukan pekerjaan tersebut dengan tenang dan rileks, lalu membuat diri merasa nyaman saat melakukan suatu pekerjaan, bahkan bisa juga dengan mencintai pekerjaan tersebut dengan cara meyakinkan diri bahwa pekerjaan ini tidak membuat diri merasa sulit. Semua cara mengubah sikap terhadap seseorang tergantung bagaimana seseorang dan sekuat apa seseorang ingin mengubah sikap terhadap pekerjaan yang dijalaninya.

2 2.Proses dalam memilih pekerjaan:
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
·     a. Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
·     b. Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
·     c. Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya

33. Memilih pekerjaan yang cocok:
Dalam memilih pekerjaan yang cocok dibutuhkan tes psikotes agar calon pekerja tidak salah dalam mengambil pekerjaan. Tes psikotes disini juga akan menguntungkan kedua belah pihak, seleksi yang kurang tepat akan menyebabkan kerugian besar baik karyawan maupun perusahaan yang bersangkutan.
Dari sisi pegawai, jika kita terseleksi dalam pekerjaan yang kurang cocok dengan potensi psikologis yang kita miliki, akan timbul ketidaknyamanan dalam bekerja, kurang termotivasi, bahkan dapat enimbulkan stress kerja, yang pada akhirnya membuat kita keluar dari pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu kita membutuhkan psikotes untuk melihat sejauh mana potensi psikologis kita agar tidak salah memilih pekerjaan.
Sedangkan dari sisi perusahaan, menemukan orang yang tepat merupakan upaya yang sangat sulit yang selalu dihadapi. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi dan pelatihan yang dibutuhkan akan sangat mahal, tidak efisien, menurunkan motivasi, serta masih ditambah biaya untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan karyawan tersebut. Oleh sebab itu dari proses seleksi perusahaan mengadakan tes psikotes untuk melihat potensi psikologis dan kepribadian sang calon karyawan tersebut.
44. Penyesuaian diri dalam pekerjaan:
-Kepuasan Kerja
Tidak ada satu batasan dari kepuasan kerja/pekerjaan yang dirasakan yang paling sesuai oleh para penulis dan peneliti. Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya. Dari batasan Locke dapat disimpulakan adanya dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai adalah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja.
-Perubahan dalam persediaan dan permintaan, dan berganti pekerjaan
a.    Keluar (exit): ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
b.    Menyuarakan (voice): ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi, termasuk memberikan saran perbaikan.
c.    Mengabaikan (neglect): ketidakpuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk. Misalnya  sering absen, upaya berkurang, dan kesalahan yang dibuat makin banyak.
d.     Kesetiaan (loyalty): ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik.
  5. Waktu luang:
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu luang (Free Time), George Torkildsen.
Berdasarkan teori dari George Torkildsen dalam bukunya yang berjudul leisure and recreation management (Januarius Anggoa, 2011) definisi berkaitan dengan leisure antara lain:
a. Waktu luang sebagai waktu (leisure as time)
Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.
b. Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as activity)
Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan menghibur pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa: “waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif atau untuk meningkatkan keikutsertaan dalam bermasyarakat.
c. Waktu luang sebagai suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end in itself or a state of being)
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
d. Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti luas (leisure as an all embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan pengembangan diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan kesembuhan dari rasa lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal yang bersifat menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru, kebijakan baru, dan kebudayaan baru.
e. Waktu luang sebagai suatu cara untuk hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure : “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji (Triatmoko, 2007) yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:
a. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat sebagai waktu yangtidak digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan kewajiban, dan mempertahankan hidup.
b. Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka hati.
c. Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi, sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan menghindari sesuatu.
Dengan banyaknya definisi waktu luang, dapat disimpulkan bahwa waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan  waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang efektif dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif.
Mengisi waktu luang bagi remaja terutama siswa yaitu waktu yang terdapat pada siswa diluar jam pelajaran sekolah dan dapat diisi dengan kegiatan relaksasi atau istirahat, kegiatan hiburan atau rekreasi, dan kegiatan pengembangan diri sesuai dengan pilihan sendiri sehingga akan timbul suatu kesembuhan dari rasa capek dan melepaskan dari rasa bosan.

B.     Self Directed Changes

1. Konsep dan Penerapan Self-directed changes :
a. Meningkatkan kontrol diri: mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
b. Menetapkan tujuan: dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
c. Menyusun konsekuensi yang efektif: pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
d. Menerapkan perencana intervensi: membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
e. Evaluasi: faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.

Sumber :
http://pamangsah.blogspot.com/2009/04/perkembangan-sosial-fase-dewasa-awal.html
http://www.slideshare.net/wnfajar/nilai-sikap-dan-kepuasan-kerja
http://ipulord.blogspot.com/2012/04/self-directed-changes.html
http://berlianamariak.blogspot.co.id/2015/06/perkerjaan-dan-waktu-luang-self.html